Foto Bersama

Toilet Yang Bersih Adalah Image Pariwisata dan Cermin Budaya Bangsa Indonesia

Kenari Djaja bersama Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) menyelenggarakan seminar online tentang Fasilitas Publik dan Image Pariwisata yang sangat strategis dalam upaya mengembalikan potensi pariwisata Indonesia di mata dunia, Rabu (10/3).

Pariwisata Indonesia sebelum masa pandemi Covid-19 merupakan sektor andalan yang sangat menjanjikan bagi rakyat Indonesia, namun kenyataannya sekarang ikut terpuruk akibat menurunnya kemampuan ekonomi dan pengaruh berkurangnya kunjungan wisatawan dunia.

Dalam menyiapkan daerah tujuan wisata yang potensial, ada persyaratan 3-A, yang perlu dipenuhi, antara lain Akses pencapaian menuju ke lokasi destinasi wisata yang harus mudah, kemudian Atraksi yang menarik pada lokasi wisata tersebut, yang dapat menahan wisatawan lebih lama saat berkunjung.

Terakhir adalah Amenity berupa fasilitas penunjang kebutuhan wisatawan saat berada di lokasi, seperti tempat menginap, tempat makan, tempat belanja souvenir lokal dan kebutuhan toilet yang sehat dan bersih.

Selain sebagai kelengkapan fasilitas penginapan, rumah makan  dan tempat belanja yang bersih dan sehat, kebutuhan toilet publik sering menjadi titik lemah dari rangkaian kegiatan pariwisata, baik yang dibagun khusus maupun yang menyatu dengan fasilitas lainnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memberi perhatian khusus pada kelemahan sektor ini, mengingat pengaruhnya terasa pada reputasi dan image Pariwisata Indonesia dan toilet ini tidak bisa dianggap sepele.

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, akan memperbaiki keberadaan toilet bagi wisatawan yang lebih memenuhi syarat  sampai harus membentuk Satgas Toilet pada destinasi super prioritas pariwisata. Bahkan Sandiaga Uno sampai mengangkat dirinya sebagai Chief Toilet Officer.

“Saya mengangkat sendiri sebagai Chief Toilet Officer dan saya mengajak dan mengangkat peserta seminar ini menjadi Deputy Chief Toilet Officer untuk memastikan kualitas toilet kita,” ujar Sandiaga.

“Toilet adalah simbol pelayanan, simbol pengabdian dan penanda peradaban modern, tanpa toilet yang bersih dan baik, maka runtuh persepsi pelayanan, runtuh keindahan danau toba dan runtuh keagungan Candi Borobudur. Toilet sebagai indikator pariwisata sehingga harus layak, terpenuhi kebutuhan air dan kebersihannya sesuai standar tamu mancanegara,” kata  Menparekraf Sandiaga saat menjadi keynote speech dalam kegiatan ini.

Menparekraf Sandiaga menekankan pentingnya toilet yang bersih dan baik, menjadi tugas kita semua.  “Ini menjadi tugas kita semua, Gerakan Toilet Bersih, mulailah langkah awal untuk menciptakan toilet kita sebagai beranda depan kita,” tambah Sandiaga.

Seminar yang dipandu oleh Arsitek Heru Wicaksono, pendiri Majalah Asrinesia, menghadirkan pembicara pakar desain interior yang juga Ketua Umum ATI (Asosiasi Toilet Indonesia) Naning Adiwoso,HDII, Ahli Teknologi Kesehatan yang juga Kabid Water and Sanitation ATI Nani S. Firmansyah dan ahli pengelolaan dan perawatan instalasi fasilitas public Ridha Artinto.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum ATI Naning Adiwoso menyampaikan mengenai harapan dan apa yang dimaksud  dengan fasilitas publik sebagai penunjang daya tarik pariwisata.

Naning mengingatkan pentingnya toilet bagi tujuan Wisata yang harus perfeck, karena begitu banyak kendala yang dihadapi pengelola dan termasuk upaya mengubah ‘mindset’  penggunanya.

Ahli Teknologi Kesehatan Nani S. Firmansyah, peserta seminar diinformasikan persyaratan bila membangun fasilitas toilet untuk umum yang memenuhi syarat di kawasan rekreasi dan wisata.

Untuk memperoleh fasilitas publik yang menarik dan menyenangkan bagi penggunanya, Ridha Artinto yang ahli dalam pengelolaan public, menyatakan toilet merupakan pencerminan budaya bangsa. Jadi toilet bukan hanya bersih, aman dan nyaman tetapi juga harus sehat dan kering seperti yang disukai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi toilet pada saat ini sudah menjadi sosialisasi bagi kaum wanita.

 

Co-Founder dan Presiden Direktur PT Kenari Djaja Hendra B Sjarifudin mengatakan seminar ini diharapkan bisa membuka mata semua pihak untuk peduli kepada fasilitas penunjang dunia pariwisata yang menyerap kunjungan  wisatawan mancanegara ke Indonesia.

“Kenari Djaja bersama Asosiasi Toilet Indonesia dan majalah Asrinesia sangat senang dapat mengadakan seminar yang mendukung kondisi pariwisata Indonesia yang tengah terpuruk, dan harus kita bangun lagi secara bersama-sama,” ujar Hendra B Sjarifudin.

Seminar virtual ini dijadikan kuliah umum oleh empat Universitas.Diikuti oleh 600 peserta lebih dari kalangan arsitek, desainer interior, mahasiswa Jurusan Arsitektur & Desain Interior, pengusaha hotel dan restoran, pengelola kawasan rekreasi dan pariwisata dan pengambil kebijakan pembangunan di daerah, serta masyarakat pemerhati pariwisata.

(Divisi Publikasi dan Media ATI. 10 Maret 2021).

 

Similar Posts